Mahathir Mohamad secara resmi terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-7. Dari koalisi Pakatan Harapan, presiden Malaysia tersebut berhasil menyudahi rezim Najib Razak dari Barisan Nasional. Dari kesuksesan Mahathir dalam memenangkan pemilihan perdana menteri, pria kelahiran Juli 1925 tersebut memiliki hal-hal menarik di belakangnya. Berikut ulasannya:
Lebih dari 70 Tahun Bergelut di Bidang Politik
Mahathir mulai memasuki dunia politik dengan bergabung United Malays National Organisation (UMNO) tahun 1946 dan mendirikan partai Pribumi Bersatu Malaysia pada 2016.
Pada 1964 Muhathir menjadi anggota parlemen. Pada 1976, ia diangkat menjadi wakil perdana menteri. Pada tahun 1981, ia dilantik sebagai Perdana Menteri setelah pendahulunya, Hussein Onn, mengundurkan diri.
Menang Jauh dari Koalisi Barisan Nasional
Pemilu 2018 mencatat sejarah penting dalam politik Malaysia. Koalisi oposisi Pakatan Harapan pimpinan Mahathir Mohamad berhasil mengalahkan kedigdayaan Barisan Nasional yang telah berkuasa di Malaysia selama 61 tahun.
Dalam perhitungan resmi, Pakatan Harapan berhasil memperoleh 113 kursi dari total 222 kursi yang tersedia, sedangkan koalisi Barisan Nasional pimpinan Najib Razak hanya memperoleh 79 suara.
Pemimpin Tertua di Dunia
Pada usianya yang ke-92 tahun, Mahathir menjadi perdana menteri tertua di dunia, setelah sebelumnya dipegang oleh Perdana Menteri India, Morarji Ranchhodji Desai yang meninggal pada usia 99 tahun pada 1995.
Pensiun Selama 15 Tahun
Seperti mustahil, tetapi secara resmi, Mahathir telah pensiun pada 31 Oktober 2003. Meskipun tidak lagi terlibat secara resmi dalam urusan pemerintahan setelah pensiun, Mahathir tak berhenti menyuarakan soal politik negaranya.
Tidak Pernah Kalah Pemilu
Pernah menjabat Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun, Mahathir sekalipun tidak pernah terkalahkan dalam pemilu. Kehadiran Mahathir mengantarkan Pakatan Harapan menjadi oposisi pertama Malaysia yang berhasil mengalahkan Barisan Nasional.
Rajin menulis
Mahathir merupakan sosok yang menyukai membaca dan menulis. Dirinya pun sempat menulis di blog pribadi bernama Chedet. Selain itu, beberapa tulisannya dimuat di media massa seperti The Straits Times. Mayoritas tulisannya berisi masalah politik dalam negeri, budaya lokal, dan pandangannya mengenai isu-isu seperti terorisme.
Melalui kegiatannya menulis, Mahathir pun bisa sekaligus mengasah kemampuannya dalam berbicara. Pidato-pidatonya acap kali terdengar memukau dan mengisnpirasi, serta menampilkan citra diri yang baik di depan publik.